Kamis, 05 Februari 2009

Program Konversi Minyak Tanah Meleset

JAKARTA, SELASA — Program konversi minyak tanah ke elpiji atau Liquified Petroleum Gas (LPG) masih tersengal-sengal. PT Pertamina pun tak berani memasang target yang terlalu tinggi.

Sampai akhir tahun ini, Pertamina hanya mampu menyasar 15 juta rumah tangga dan industri kecil di Jawa, Bali, dan Sumatera Selatan. Padahal, sebelumnya pemerintah dan Pertamina menyepakati target program konversi elpiji di tahun ini bisa menyasar 20 juta rumah tangga dan industri kecil.

Namun, melihat situasi pasokan elpiji yang amburadul belakangan ini, pemerintah dan Pertamina akhirnya merevisi target. Juru Bicara Pertamina, Anang Rizkani Noor, menjelaskan, Pertamina memangkas target ini karena Pertamina menghadapi kendala infrastruktur. Maklum saja, program konversi minyak tanah ke elpiji tak dibarengi dengan pembangunan fasilitas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE).

Akibat minimnya SPBBE ini, pasokan elpiji di berbagai daerah yang telah menjalani program konversi sempat tersendat dan langka. Masyarakat harus bersusah payah mencari elpiji.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Faisal menambahkan, Pertamina setidaknya membutuhkan sekitar 200 unit SPBBE dan tangki penyimpanan elpiji sebesar 100.000 metrik ton untuk melaksanakan program konversi tersebut. Adapun pada saat ini jumlah SPBBE hanya 53 unit dan kapasitas tangki elpiji cuma sebesar 35.000 metrik ton.

Kendati demikian, Pertamina cukup senang tahun ini bisa membuat 15 juta rumah tangga dan usaha kecil beralih ke elpiji. Berdasarkan catatan Pertamina hingga 24 Desember 2008 lalu, program konversi minyak tanah ke elpiji telah mencapai 14,6 juta rumah tangga dan industri kecil.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengakui, program konversi elpiji susah untuk menyentuh semua provinsi. Dia memperkirakan program konversi baru merata pada 2010 nanti. Selain masalah infrastruktur, Wapres Kalla mengakui sulit mengubah kebiasaan masyarakat dari menggunakan minyak tanah jadi memakai elpiji.

Akibat minimnya SPBBE ini, pengamat perminyakan, Kurtubi, pun memperkirakan, kelangkaan elpiji akan terus terjadi. "Ini programnya enggak sinkron. Masyarakat sudah banyak yang pindah, tapi infrastrukturnya belum dibangun," ujarnya.

Padahal, dia menyatakan program konversi minyak tanah ke elpiji ini sangat bagus dan layak didukung. Karena itu, dia berharap pemerintah segera membangun SPBBE. (Kontan)


Hans Henricus B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar